Wednesday, July 25, 2007

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MUTU ‎PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

Nurzaman


Abstrak
Keberhasilan pembelajaran bahasa Arab ditentukan oleh banyak aspek. Selain pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat, yang tidak kalah pentingnya adalah penggunakan media pembelajaran yang tepat. Artikel ini berusaha mengidentifikasi berbagai media pembelajaran yang memungkinkan proses pembelajaran bahasa Arab dapat berjalan secara efektif sesuai dengan tujuannya. Ada beberapa media pembelajaran bahasa Arab, yang sederhana dikelompokkan ke dalam dua macam, yaitu: (1) wasâ’il hissiyah, dan (2) wasâ’il lughawiyah.

إستخدام الوسائل التعليمية لترقية جودة التعليم لمادة اللغة العربية
ملخص البحث
و تتوقف حصولة تعليم اللغة العربية على عوامل شتى ,منها استخدام وسائل التعليم المناسبة لمضمونة المادة, لأنه عامل قوي يجعل عملية التعليم أصغى و أسهل على الإتيان بالحصولة المطلوبة. تحوي وسائل التعليم كل ماستخدام لإلقاء المادة وتعبيرها تهييجا و جذبا لاهتمام الطلبة. و ينحصر على نوعين : الوسائل الحسية و الوسائل اللغوية. وتقدم هذه المقالة أنواع وسائل التعليم لمادة اللغة العربية ليسهل الطلاب فهمها و إصغائها.

Kata Kunci
Media Pembelajaran, Wasâ`il Mu’inah, Wasâ’il Hissiyah, Wasâ’il Lughawiyah, Media Dengar, Media Lihat, Media Dengar-lihat.


A. Pendahuluan
Media pengajaran meliputi segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. (Ibrahim, 1996: 112). ‘Abdul ‘Alim Ibrahim (1973: 432) mengkhususkan alat bantu (wasa`il mu’inah) pada segala media (sarana, alat) yang digunakan guru untuk menjadikan siswa paham.
Pada mulanya yaitu sekitar tahun 50-an orang menamakan media pengajaran ini sebagai peragaan atau alat peraga dan alat bantu audio-visual (audio-visual aids, teaching aids, teaching media), alat instruksional atau dalam bahasa Arab dikenal dengan nama wasa`il mu’inah yang digunakan terutama oleh guru, untuk menghindarkan cara-cara belajar mengajar yang bersifat verbalisme (Nasution, 1982: 96). Belajar mengajar dengan menggunakan media, tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata (simbol verbal) dapat meningkatkan pengalaman belajar ke arah yang lebih konkret, lebih berarti dan lebih berkesan. Selanjunya siswa dapat menggunakan sendiri alat belajar (learning aids) sehingga dapat memaksimalkan belajarnya dan mengurangi ketergantungannya pada guru.
Ini sejalan dengan prinsip pengembangan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dikemukakan dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang mengamanatkan 10 prinsip KBM: a) belajar berpusat pada siswa; b) belajar dengan melakukan; c) mengembangkan kemampuan sosial; d) mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah bertuhan; e) mengembangkan keterampilan memecahkan masalah; f) mengembangkan kreatifitas siswa; g) mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi; h) menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik; i) belajar sepanjang hayat; dan j) perpaduan kompetensi, kerjasama dan solidaritas (KBK, Kegiatan Belajar-Mengajar 2002: 3-5).
Sebagai guru, pendidik atau stakeholder yang terlibat dalam proses belajar-mengajar sangatlah wajarlah bila memahami, memperhatikan dan mencermati amanat kurikulum.

B. Pentingnya Media Pembelajaran
Dalam pengelolaan KBM ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh guru atau tim:
1. Mengelola ruang kelas
Kursi dan meja siswa dan guru perlu ditata untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar yang mengaktifkan siswa, yaitu memungkinkan hal-hal berikut:
· Aksesibilitas: siswa dapat menjangkau alat dan sumber belajar;
· Mobilitas: siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas;
· Interaksi: memudahkan terjadi interaksi antara guru dan siswa maupun antar siswa;
· Variasi kerja siswa: memungkinkan siswa bekerja secara perorangan, berpasangan atau kelompok.
2. Mengelola siswa
Siswa dalam satu kelas biasanya memiliki kemampuan yang beragam; pandai, sedang dan kurang. Guru perlu mengatur kapan siswa bekerja secara perorangan, berpasangan, kelompok atau klasikal. Jika berkelompok, kapan siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuan sehingga ia dapat berkonsentrasi membantu yang kurang; dan kapan siswa dikelompokkan secara campuran berbagai kemampuan sehingga terjadi tutor sebaya.
3. Mengelola kegiatan pembelajaran
Kegiatan belajar siswa perlu dirancang sedemikian rupa sehingga cocok dengan tingkat kemampuan siswa. Idealnya, kegiatan untuk siswa pandai harus berbeda dengan kegiatan untuk siswa sedang atau kurang, walaupun untuk memahami satu jenis konsep yang sama. Penggunaan lembar kerja yang berbeda akan sangat membantu guru dalam KBM seperti itu.
4. Memilih Strategi pembelajaran
Mengingat belajar adalah proses bagi siswa dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri, maka KBM hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan hal itu secara lancar bahkan termotivasi. Suasana belajar yang diciptakan guru harus melibatkan siswa secara aktif: mengamati, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan, dan sebagainnya. Tidak membantu siswa terlalu dini, menghargai usaha siswa walaupun hasilnya belum memuaskan, dan menantang siswa sehingga berbuat dan berpikir merupakan contoh strategi guru yang memungkinkan siswa menjadi pebelajar seumur hidup.
5. Menyediakan Pengalaman Belajar
Kita belajar 10 % dari apa yang kita baca, 20 % dari apa yang kita dengar, 30 % dari apa yang kita lihat, 50 % dari apa yang kita lihat dan dengar, 70 % dari apa yang kita katakan, dan 90 % dari apa yang kita katakan dan lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika kita mengajar dengan banyak ceramah, maka siswa akan mengingat hanya 20 % karena siswa hanya mendengarkan. Sebaliknya, jika guru meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan melaporkannya, maka mereka akan mengingat sebanyak 90 %. Sewaktu merencanakan pembelajaran, guru sebaiknya berpikir dari bawah (lihat gambar). “Apa yang harus dilakukan siswa?”. Jika tidak mungkin, bergerak ke atas, “Apa harus dijelaskan siswa?”. Demikian seterusnya, yang akhirnya dengan sangat terpaksa, kita merencanakan, “Apa yang harus didengarkan atau dibaca siswa?”.

Kerucut Pengalaman Belajar

Yang kita ingat Modus
10 % baca Verbal
20 % dengar
30 % lihat Visual
50 % lihat dan dengar
70 % katakan
90 % katakan dan lakukan Berbuat


Sheal, Peter (1989) How to evelop and Present Staff Training Courses London: Kogan Page Ltd (KBK, KBM 2002: 7-8)
C. Jenis Media Pembelajaran Bahasa Arab
Penggolongan jenis-jenis media telah dilakukan banyak ahli, diantaranya:
Bruner (1978: 81-92) membagi alat instruksional menjadi empat macam menurut fungsinya:
1) device for vicarious experience; alat untuk menyajikan bahan dan pengalaman kepada siswa yang tidak dapat diperoleh melalui pengalaman langsung yang lazim di sekolah seperti film, rekaman suara, buku dan bahan bacaan lain;
2) model devices; alat model yang dapat memberikan pengertian tentang struktur atau prinsip suatu gejala, misalnya model molekul atau alat pernafasan; juga eksperimen, demonstrasi dan program yang memberikan langkah-langkah untuk memahami suatu prinsip atau struktur pokok;
3) dramatizing devices; alat dramatisasi yang mendramatisasikan sejarah suatu peristiwa atau okoh dan film tentang alam yang memperlihatkan perjuangan untuk hidup guna memberikan pengertian tentang suatu ide atau gejala;
4) automatizing devices; alat otomatisasi seperti teaching machine atau pelajaran terprogram yang menyajikan suatu masalah dalam urutan yang teratur dan memberi umpan balik (feedback) tentang respons siswa, dan dapat meringankan beban guru serta dengan segera memberikan feedback dan jalan untuk memperbaiki kesalahan yang dibuat siswa
‘Abdul ‘Alim Ibrahim (1973: 432-436) membagi alat bantu pengajaran menjadi dua jenis utama:
a) wasa`il hissiyah; alat bantu fisik yaitu segala yang mempengaruhi potensi akal melalui benda misalnya dengan menampilkan barang, polanya, gambarnya atau yang serupa itu;
b) wasa`il lughawiyah; alat bantu berupa bahasa yaitu segala sesuatu yang mempengaruhi potensi akal melalui lafal-lafal misalnya dengan menyebutkan contoh, padanan, lawan kata atau yang serupa dengannya.
Banyak hal yang dapat dimasukkan ke dalam jenis pertama ini misalnya 1) benda langsung seperti menghadirkan bunga; 2) model nyata seperti model piramid; 3) gambar-gambar; 4) peta-peta; 5) bagan-bagan; 6) tabel-tabel; 7) papan tulis; 8) kartu; 9) kaset rekaman; 10) siaran radio; 11) pameran. Termasuk jenis kedua: 1) contoh-conoh; 2) penyerupaan dan perbandingan; 3) deskripsi; 4) syarah (penjelasan); 5) kisah-kisah.
Selanjutnya karena alat bantu ini berhungan dengan indera penglihatan dan pendengaran, maka ‘Abdul ‘Alim pun mengelompokkannya menjadi: a) media dengar; b) media lihat; dan c) media dengar-lihat.
Yang sangat menarik ialah pembagian media pengajaran yang dikemukakan oleh al-Khuli (1986) karena sesudah dia mengemukakan pembagiannya menjadi: a) media dengar; b) media lihat; dan c) media dengar-lihat, dia mengajukan papan tulis sebagai media yang pertama disebutkan dengan urutan yang realistis sebagai berikut:
· Papan tulis: dapat memberikan banyak bantuan dalam berbagai situasi (akan disebutkan dalam penggunaan media).
· Gambar-gambar: dapat digunakan dalam berbagai tujuan.
· Kartu-kartu isyarat: dapat digunakan dalam pengajaran bahasa bagi pemula.
· Bagan-bagan: dapat digunakan untuk menyajikan atau memantapkan bahan ajar.
· Kaset rekaman: dapat digunakan untuk berbagai tujuan.
· Dan lain-lain termasuk ilustrator, overhead projector, film, radio, televisi dan telefon.
Pembagian jenis media pendidikan mutakhir dikemukakan majalah The Teaching Home sebagai berikut:
Media Tradisional: Berupa media cetak tradisional yang meliputi: a) buku teks; b) buku kerja; c) kombinasi buku teks dan buku kerja baik yang dilengkapi suplemen maupun tanpa suplemen; d) buku-buku lain; e) unit-unit materi pelajaran; f) surat-surat kabar; dan g) penerbitan berkala.
Media Elekronik: Berupa alat-alat elekronik yang dapat digunakan dalam PBM yang meliputi: a) audio tape yang berisi bahan pelajaran, diskusi, latihan, nyanyian, dls; b) video course yang berisi bahan pelajaran yang dilengkapi dengan diagram dan media visual lain; c) komputer yang berisi seri pelajaran yang dilengkapi dengan pertanyaan dan pentahapan otomatis; d) siaran dari satelit; e) kelas online yang berbasis internet termasuk CD-ROM dan peralatan lain yang diperlukan serta kesempatan berkomunikasi dengan insruktur atau nara sumber lain yang diperlukan; f) penelitian internet yang berisi informasi tentang suatu subyek yang dapat dijumpai di internet.

D. Penggunaan Media Pembelajaran Bahasa Arab
Apabila seorang guru atau tim telah memutuskan untuk memilih media bagi pelaksanaan PBM, maka guru atau tim itu harus pandai menggunakannya dalam PBM karena kunci terakhir dan kartu As dalam KBM adalah guru itu sendiri.
Berikut dikemukakan beberapa nasihat para ahli dalam menggunakan media pengejaran tertentu:
1. Papan tulis
Papan tulis (untuk masa sekarang mungkin white board, bukan black board) memberikan bantuan yang besar dalam berbagai situasi, diantaranya:
a. Guru dapat menuliskan taggal, nomor pelajaran dan halaman yang akan dipelajari.
b. Guru dapat menuliskan kata-kata baru dan makna-maknanya.
c. Guru dapat menuliskan kalimat-kalimat baru.
d. Guru dapat menuliskan pertanyaan-pertanyaan untuk latihan atau ulangan.
e. Guru dapat menuliskan contoh jawaban.
f. Guru dapat menuliskan PR yang harus dikerjakan di rumah.
g. Guru dapat menggunakannya untuk contoh tulisan.
h. Guru dapat menggambar bagan-bagan untuk menjelaskan.
i. Siswa dapat menggunakannya untuk lomba atau tujuan pendidikan lain.
Papan tulis mempunyai beberapa keistimewaan, diantaranya:
Papan tulis ada di setiap ruang belajar.
Papan tulis sangat murah harganya.
Papan tulis bebas dari kesulitan teknis dan dapat digunakan setiap guru.
Papan tulis mudah perawatannya.
Papan tulis dapat digunakan untuk berbagai tujuan.
Penggunaannya hanya menuntut kapur dan penghaus.
Untuk menggunakan papan tulis dengan baik, guru harus memperhatikan:
Membagi penggunaan papan tulis secara tertib.
Menggunakan kapur berwarna untuk tujuan tertentu, bukan sekedar perhiasan.
Guru harus pandai menulis di papan tulis sehingga tulisannya jelas.
Tulisan terlihat oleh semua siswa.
2) Gambar
Gambar merupakan alat bantu visual yang digunakan untuk berbagai tujuan:
a) menghimpun penglihatan siswa pada satu pandangan dalam waktu yang sama;
b) digunakan untuk mengajarkan makna kata-kata dengan cara perbandingan lansung antara kata dengan gambar;
c) digunakan agar menjadi poros percakapan atau kegiatan lisan lainnya;
d) digunakan dalam latihan substitusi kata-kata;
e) digunakan untuk menjelaskan penggunaan susunan kalimat;
f) digunakan sebagai proses menulis baik deskriptif maupun naratif;
g) digunakan untuk menjelaskan kandungan artikel atau kisah;
h) dapat menciptakan suasana baru dalam kelas.
Untuk menggunakan gambar dengan baik, hendaklah diperhatikan:
a) gambar tidak harus cetakan tetapi boleh saja buatan guru atau siswa;
b) gambar yang sederhana lebih baik dan gambar yang mendetail;
c) barang nyata, jika ada, lebih baik daripada gambar;
d) ukurannya cukup besar sehingga terlihat semua siswa;
e) hendaklah guru tidak berlebihan dalam menggunakan gambar.
Cara penggunaan media pengajaran lainnya dapat dipelajari guru dari berbagai sumber bacaan. Ang dikemukakan di sini hanyalah sekedar contoh.



E. Penutup
Penggunaan berbagai media pembelajaran Bahasa Arab tentu saja sangat berganting kepada konteks pembelajaran, baik yang terkait dengan konteks siswa, lingkungan pembelajaran, materi pembelajaran, guru, dan kemampuan lembaga pendidikan. Namun demikian, betapapun beragamnya jenis dan cara penggunaan media pembelajaran Bahasa Arab, salah satu keberhasilan pembelajaran Bahasa Arab ikut ditentukan oleh efektivitas dan efisiensi penggunaan media pembelajarannnya.



DAFTAR PUSTAKA

Al-Khuli, Muhammad Ali. 1986. Asalib Tadris al-Lughah al-‘Arabiyah. Riyadh: Mathabi’ Farazdaq al-Tijariyah.
Bruner, Jerome S. 1978. The Process of Education. Harvard University Press.
Conny Semiawan dkk. 1985. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT. Gramedia
Davies, Ivor K. 1981. Insructional Technique. New York: McGraw-Hill Book Company.
Gordon, Thomas. 1984. Guru Yang Efektif. (Saduran: Nudjto). Jakarta: Rajawali
Ibrahim, ‘Abdul ‘Ali. 1973. Al-Muwajjih al-Fani li Mudarrisi al-Lughah al-Arabiyah. Mesir: Dar al-Ma’arif.
Ibrahim R. & Nana Syaodih. 1996. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Instructional Material Laboratory. 986. Teacher Tactics. The Ohio State University.
Johnson, Lois V, et.al (tanpa tahun). Pengelolaan Kelas.Ikhtisar: Made Pidarta. Surabaya: Usaha Nasional.
Nasution S.1982. Didaktik Asas-asas Mengajar. Bandung: Jemmars.
_________, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Pusat Kurikulum. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pusat Kurikulum. 2002. Pengelolaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pusat Kurikulum. 2002. Kegiatan Belajar Mengajar
Pusat Kurikulum. 2002. KHB Rumpn Bahasa InggrisSvinicki, Marilla D & Karron G. Lewis. 2002. Media Aids for the Classroom The University of Texas at Austin: Center for Teaching Effectiness.

No comments: